Untuknya, yang banyak memberikan pelajaran....
Terimakasih sudah rajin menabung.
Terimakasih sudah berusaha berusaha membaur.
Terimakasih sudah menanti dengan sabar yang tak terukur.
Reward? Ya, sebuah hadiah yang diperuntukkan dirinya sendiri. Ah, orang tuanya pelit, orang tuanya perhitungan, orang tuanya terlalu banyak aturan, orang tuanya bla, bla, bla.... Semacam itu (mungkin) asumsi yang terlabel, ke orang tuanya tentunya.
Nak, kami hanya mampu membekalimu seminim pelajaran hidup yang kami punya, semampu yang kami bisa. Pelit, perhitungan, banyak aturan, dan label-label yang tersemat tak akan sebanding dengan hantaman proses kehidupan yang akan kamu lalui, kelak jika tanpa kami.
Nak, kami hanya ingin memberi keyakinan, bahwa kelak, dirimulah yang berhak memberi reward kepada dirimu sendiri. Terlepas dari apa yang kamu minta kepada kami, hanya kami anggap sebuah keinginan, bukan kebutuhan apalagi hadiah. Dan kami, sangat tidak perlu mengajarimu meminta hadiah kepada orang lain atas capaianmu... Nak, hilangkan jiwa 'mengemis' hadiah kepada orang, siapapun itu. Dan lagi-lagi kami harus mengucapkan terimakasih, dirimu mulai paham akan hal itu.
Sewindu lebih dirimu telah banyak belajar, meskipun akhir-akhir ini banyak sekali ketidaksejalurnya langkah kita. Tetapi, Maha Baik Tuhan dengan tetap menyatukan langkah kita, bersama.
Nak, katamu, sebuah mobil remote ini sebagai hadiah atas usahamu belajar beberapa bulan terakhir. Dan kami sangat tahu usahamu. Lantas, kenapa kamu harus menabung untuk membelinya? Kenapa tidak orang tuamu yang memberikan?
Nak, malam itu kita berbicara tentang usahamu. Betapa kami melihat sebuah kepuasan atas capaianmu. Dan kamu berhak mendapatkan apa yang telah kamu usahakan. Biarkan self reward yang akan bekerja di tubuhmu. Mengalirkan sebuah pelajaran yang kelak lambat laun akan terpahami maknanya. Betapa kami melihat, atas usahamu itu, kamu sangat ingin menjaga apa yang telah kamu usahakan, dan kami bangga kepadamu. Dan setelahnya, secara tidak langsung kami melihat self reward-self reward yang ternyata banyak kamu tuliskan di perjalanan hidupmu selanjutnya. Takarlah, Nak. Raihlah. Kita sudah sering berbicara tentang kemampuan mencapai sesuatu, dan masyaallah, kamu paham itu....
Terimakasih, shalihku. Tumbuhlah dengan bijak dengan izin Allah. Tumbuhlah menjadi pribadi yang ter-ridhai oleh semesta. Dan Ibu-Bapakmu, bangga dengan apapun yang menjadi kebaikan dalam hidupmu.
Anak Bapak, dan anak Ibu...
Masih berlanjut, ya, main HP selepas mengaji jika dapat nilai L (lancar)?😊 Dan ini adalah aturan untuk diri yang kamu buat sendiri. Terimakasih, sudah mematuhinya.
Peluk sayang dari Bapak-Ibu, orang tua yang selalu mengharap ridha Allah tetap menyalihkanmu....