Kamis, 3 Nopember 2016
Sudaj janjian sam suami untuk mengapeli Dr. Cahyono.Berangkat dari rumah habis shalat maghrib. Sebelum berangkat, suami sempat memelukku, kemudian berkata " Kakak (panggilan untuk suamiku) boleh minta sesuatu sama adik (panggilanku)? Apapun hasilnya nanti, tolong adik jangan sedih, ya? Kalau adik sedih kakak akan lebih sedih."
Aku hanya mengagguk.
Perjalanan dari rumah sekitar 45 menit, sesampainya di Rumah Sakit tujuan, kami langsung mendaftar.
Menunggu.
Menunggu antrian.
Menunggu hasil.
Menunggu keputusan.
Allah, KAU tetap bersama kami.
"Nyonya Endah" panggil si perawat dari seberang.
Aku berusaha tegar. Apapun hasilnya. Apapun.
Sesampai di ruang dokter, senyum hangat menyapa kami. "Lha ini tidak ada keluhan apa-apa, kenapa kesini?"
Kembali kuingatkan rencana dokter untuk mengoperasiku. Dokter memintaku berbaring, untuk cek USG (Ultrasonography).
Hasilnya?
"Besok tanggal 22 Noember ketemu saya lagi ya, tapi jangan disini. Kita ke Rumah Sakit yang satunya. Alatnya lebih lengkap."
Aku hanya bisa menyembunyikan air mataku.
Terimakasih Tuhan, Engkau selalu menyayangiku.
Jumat, 04 November 2016
Selasa, 01 November 2016
TUHAN, KAU tidak tidur kan? (I)
Rabu, jam 11.00 WIB
langkah terasa berat memasuki kelas XII MIPA 4, bagaimana tidak, rasa campur aduk sudah ada sejak pagi.
Tomboh nomor di handphone sudah kuulangi yang kesekian kalinya. Menelpon seorang dokter fertilitas. Beberapa kali nomor tujuan sibuk.
Hingga ....
"Maaf, ini siapa ya?"terdengar suara dari seberang. Bukan! iki bukan suara dokter tujuanku.
"Maaf, Bu. Ini benar nomor dokter Cahyono?" tanyaku memastikan.
"Iya, benar. Ini lagi operasi". Lalu kujelaskan maksud teleponku kepada si perawat atau siapalah yang yang ada di seberang sana.
Dan, jawabanpun datang sangat jelas.
"Maaf, alat untuk operasinya rusak".
Allahuakbar
Rabb-ku
Tak kuasa menahan tangis, langsung lari ke Mushola sekolah yang berada di samping kelas. Naik ke lantai 2.
Menangis
Aku menangis Tuhan!!!
Ya Allah,,,
Rabb-ku
Rabb-ku
Rabb-ku
Aku tidak akan bertanya mengapa, mengapa, dan mengapa ...
Tidak TUHAN. Aku berusaha menangis bahagia.
Tuhan, KAU tidak tidur kan?
langkah terasa berat memasuki kelas XII MIPA 4, bagaimana tidak, rasa campur aduk sudah ada sejak pagi.
Tomboh nomor di handphone sudah kuulangi yang kesekian kalinya. Menelpon seorang dokter fertilitas. Beberapa kali nomor tujuan sibuk.
Hingga ....
"Maaf, ini siapa ya?"terdengar suara dari seberang. Bukan! iki bukan suara dokter tujuanku.
"Maaf, Bu. Ini benar nomor dokter Cahyono?" tanyaku memastikan.
"Iya, benar. Ini lagi operasi". Lalu kujelaskan maksud teleponku kepada si perawat atau siapalah yang yang ada di seberang sana.
Dan, jawabanpun datang sangat jelas.
"Maaf, alat untuk operasinya rusak".
Allahuakbar
Rabb-ku
Tak kuasa menahan tangis, langsung lari ke Mushola sekolah yang berada di samping kelas. Naik ke lantai 2.
Menangis
Aku menangis Tuhan!!!
Ya Allah,,,
Rabb-ku
Rabb-ku
Rabb-ku
Aku tidak akan bertanya mengapa, mengapa, dan mengapa ...
Tidak TUHAN. Aku berusaha menangis bahagia.
Tuhan, KAU tidak tidur kan?
Langganan:
Postingan (Atom)