Senin, 26 Desember 2016

Kenaikan Tingkat Penegak Laksana, 38 Peserta Resmi Dilantik




Senin (19/12) Gugusdepan Rembang 10.125-10.126 berpangkalan pada SMA Negeri 1 Rembang melaksanakan kegiatan pelantikan kenaikan tingkat Penegak Laksana. Kegiatan yang sebelumnya telah berlangsung yakni uji Syarat Kecakapan Umum (SKU) akan dilanjutkan dengan Pelantikan Kenaikan Tingkat yang direncanakan akan dilaksanakan selama empat hari. Dimulai dengan pengembaraan oleh Penegak Bantara putra dan putri dengan rute yang berbeda. Perjalanan yang ditempuh dengan jarak kurang lebih 20km ini dimulai dari SMA Negeri 1 Rembang. Diberangkatkan oleh Kak Dwi Priyono, selaku WKS. Bidang Kesiswaan pukul 07.00WIB sejumlah 2 sangga putra dan 3 sangga putri.
Rute pengembaraan sangga putra yang dimulai dari SMA Negeri 1 Rembang menuju Desa Waru, melewati Desa Jeruk, Desa Ngadem, Desa Seren, kemudian naik melewati Bumi Perkemahan Karangsari Park, menuju ke timur Desa Kaliombo ke selatan, berakhir di Desa Sulang, Rembang. Sangga Putri yang dibekali uang sejumlah Rp5.000,- perpeserta diberangkatkan dari SMA Negeri 1 Rembang kemudian ke timur, menuju Pasar Pentungan kemudian diminta mengelola uang tersebut hingga sampai likasi di Desa Sulang. Tepat pukul 16.00WIB semua peserta selesai melaksanakan pengembaraan, oleh panitia pelaksana akan ditempatkan di rumah-rumah warga Desa Sulang. Ada 11 rumah yang akan ditempati dan oleh panitia juga sengaja dipilihkan rumah warga dengan mata pencaharian rata-rata petani dan pedagang. Ketua Pelaksana Ahmad Thohir Lutfi (XII MIPA 5) memaparkan kegiatan ini bertujuan sesuai dengan isi Trisatya poin 2 yakni Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, jadi kami sengaja membaurkan rekan-rekan dengan masyarakat agar mereka mengetahui dan paham dengan kondisi masyarakat hingga akhirnya mereka paham apa yang harus dilakukan untuk membangun masyarakat.
Selama tiga hari homestay di warga, peserta wajib ikut melakukan apa yang biasa dilakukan oleh warga. Mulai dari bangun, membersihkan rumah, ke pasar, ke sawah, dan lain sebagainya. Pengalaman seru dilontarkan oleh peserta Ayudha Bayu Laksa (XI MIPA 3) yang tinggal dengan pekerja sebagai tani Cabai, yang mengatakan begitu sulitnya mencari uang, bangun pagi, ke sawah, merawat cabai, memetik cabai, memilih, hingga menjual. Hal serupa juga dialami oelh Yeni Syafitri (XI MIPA 3) yang tinggal di rumah pekerja sebagai pedagang tahu bakso. Pagi bangun pukul 03.30WIB untuk ke pasar menjajakan tahu bakso yang telah dibuat pada malam sebelumnya. Serta masih banyak pengalaman-pengalaman menarik yang didapatkan oleh peserta. Hingga tiba waktunya di hari ketiga, semua peserta harus  melaksanakan perkemahan di Desa Jatimudo, Sulang. Kegiatan perkemahan dimulai pada pukul 14.00WIB dengan agenda bersih lapangan. Dilanjutkan malam hari kegiatan pemaparan materi dan pemantapan peserta yang akan naik tingkat menjadi Penegak Laksana. Materi disampaikan oleh Kak Mulyono (Kak Mung) dengan dialog interaktif yang disambut antusias oleh peserta. Malamnya, semua peserta melaksanakan pemantapan dengan panitia pelaksana, berdiskusi dan lain sebagainya, hingga akhirnya pukul 03.30WIB, Kamis (22/12) mereka resmi dilantik. Peserta putri sejumlah 16 peserta dilantik oleh Kak Siti Jumiatun selaku Ketua Gugusdepan 10.126, dan peserta putra sejumlah 22 peserta dilantik oleh Kak Sulis Prianto selaku Ketua Gugusdepan10.125 dengan adat yang biasanya dilaksanakan. Resmi 38peserta dilantik menjadi Penegak Laksana. Paginya, peserta mendapat kejutan dari panitia. Dengan menggandeng orang tua peserta, sejumlah 3 orang Ibu dari peserta dan panitia pelaksana didatangkan untuk melaksanakan acara Mencuci Kaki Ibu, yang bertepatan dengan peringatan Hari Ibu. Rasa haru, tangis kesedihan tak terhindarkan melihat acara tersebut. Bakti seorang pramuka terhadap Ibu memang harus diutamakan.

Selamat adik-adik Penegak Laksana, selamat melaksanakan apa yang perlu dan harus dilaksanakan. Selamat kembali mengabdi kepada Gugusdepan 10.125-10.126 Ambalan Kamajaya-Kamaratih Berpangkalan pada SMA Negeri 1 Rembang.

Kemah Bakti Masyarakat Gudep 10.125-10.126, Mengajarkan Mengabdi dan Peduli


Ditengah keresahan ini, tetep kudu nulis dong, ya....
 Cerita tentang Kemah Bakti Masyarakat, nih. Pasti semangat sekali kalau diminta mengupas tuntas tentang pramuka. ^^



Rembang, (11/12) GugusDepan Rembang 10.125-10.126 Ambalan Kamajaya-Kamaratih Berpangkalan pada SMA Negeri 1 Rembang kembali melaksanakan Kemah Bakti Masyarakat. Kegiatan yang merupakan agenda tahunan ini dilaksanakan pada hari Minggu (11/12) sampai dengan Selasa (13/12) dengan jumlah panitia sebanyak 69siswa berada di Dusun Timbulrejo (Kuthi), Desa Gunem, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang. Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan diri seorang pramuka agar mempunyai rasa simpati dan empati dengan keadaan masyarakat khususnya di Kabupaten Rembang. Mengusung tema “Bersama Pramuka Wujudkan Indonesia Kerja Nyata”, ketua panitia Ulil Albab Alvarelly (XI MIPA 8) memaparkan bahwa tema ini sengaja diusung dengan menggabungkan unsur kepramukaan dengan tema kemerdekaan RI ke-72.
Melibatkan warga SMA Negeri 1 Rembang dengan meminta bantuan sembako dan pakaian layak pakai, Anggota Pramuka Gudep 10.125-10.126 merangkai jadwal yang sedemikian rupa hingga bisa mewujudkan tujuan kegiatan tersebut. Diawali datang dilokasi pada pukul 10.00WIB, panitia langsung menyiapkan segala kelengkapan kegiatan. Pendirian tenda, pemilihan tempat tarik tambang, hingga hiburan sandiwara mini semua dipusatkan di sekitar Balai Dusun Timbulrejo. Pukul 14.00 dengan melibatkan warga untuk kerjabakti antar RT pun dimulai. Panitia dengan warga bersama membersihkan lingkungan sekitar rumah. Pukul 16.00WIB dengan kegiatan tarik tambang antar RT sangat menarik perhatian warga. Lapangan volli yang berada tepat di belakang Balai Dusun pun menjadi sesak dengan kehadiran warga yang ingin berpartisipasi atau sekedar menonton. Malamnya, dengan lakon Shinta Kadhusta, tim sandiwara mini yang dipandhegani oleh M. Abil Aprillianto (XI MIPA 8) mulai melakonkan dengan apik pada pukul 20.00WIB. Kembali warga tidak ingin ketinggalan dengan hiburan gratis yang disuguhkan oleh panitia.  Balai Dusun penuh dengan kehadiran warga. Dan untuk menarik perhatian, panitia menyediakan dorrprize bagi warga yang menonton.
Keesokan harinya, kegiatan dimulai pukul 08.00WIB di Balai Dusun, yakni kegiatan Bazar Murah. Dengan kupon yang telah dibagikan sebelumnya, warga berhak membeli sembako murah dengan beberapa paket yang telah disediakan oleh panitia. Tidak hanya sembako murah, panitia juga menggelar pakaian murah, alat tulis murah serta sembako dan pakaian gratis dengan syarat tertentu. Kurang dari 2jam, Bazar Murah ludes diserbu warga. Hasil Bazar Murah dengan total 3juta lebih inilah yang nantinya akan panitia sumbangkan dalam bentuk barang ke Dusun tersebut.
Siangnya, pukul 14.00WIB kembali panitia mengadakan kegiatan Pengajian Umum. Kegiatan tersebut sengaja dilaksanakan dengan tujuan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh tepat pada hari Senin (12/12). Tim hadroh dari Gudep 10.125-10.126 pun ikut meramaikan acara tersebut. Dengan pengisi pengajian Bp. Muhammad Thohir, S.Pd.I yang merupakan kyai dari Rembang sekaligus Pembina di SMA Negeri 1 Rembang, begitu ramai dengan kehadiran warga. Setelah kegiatan pengajian, lapangan SD Negeri 3 Gunem juga ramai dengan kegiatan Perlombaan antar siswa SD. Malamnya, panitia kembali memberikan begitu banyak Doorprize kepada warga. Tema Gebyar Smansa dengan menyajikan pentas seni dari siwa SD Negeri 3 Gunem dan penampilan dari sejumlah warga yang terpilih. ”Hadiahnya banyak dan kami berikan dalam bentuk apapun yang mungkin akan dibutuhkan oleh warga. Seperti kipas angin, dispenser, setrika, bahkan sampai hal terkecil seperti tempat sendok dan lain sebagainya”, papar Sonia Pebriyanti (XI MIPA 8) selaku seksi Kegiatan.
Tibalah di akhir kegiatan pada hari ketiga, Selasa (13/12). Memulai kegiatan pada pukul 07.00WIB yakni kegiatan Bakti SD. Sejumlah panitia ikut mengajar di SD meskipun dalam masa jeda. Dengan membawa cerita-cerita yang luar biasa, panitia mengajar siswa yang berjumlah 37 siswa tersebut. Dan akhirnya, pukul 10.00 WIB kegiatan Kemah Bakti Masyarakat Gugusdepan Rembang 10.125-10.126 Ambalan Kamajaya-Kamaratih selesai, ditutup dengan upacara penutupan dan upacara adat.

 


Jumat, 04 November 2016

TUHAN, Kau tidak tidur kan? (II)

Kamis, 3 Nopember 2016

Sudaj janjian sam suami untuk mengapeli Dr. Cahyono.Berangkat dari rumah habis shalat maghrib. Sebelum berangkat, suami sempat memelukku, kemudian berkata " Kakak (panggilan untuk suamiku) boleh minta sesuatu sama adik (panggilanku)? Apapun hasilnya nanti, tolong adik jangan sedih, ya? Kalau adik sedih kakak akan lebih sedih."
Aku hanya mengagguk.
Perjalanan dari rumah sekitar 45 menit, sesampainya di Rumah Sakit tujuan, kami langsung mendaftar.
Menunggu.
Menunggu antrian.
Menunggu hasil.
Menunggu keputusan.

Allah, KAU tetap bersama kami.

"Nyonya Endah" panggil si perawat dari seberang.
Aku berusaha tegar. Apapun hasilnya. Apapun.
Sesampai di ruang dokter, senyum hangat menyapa kami. "Lha ini tidak ada keluhan apa-apa, kenapa kesini?"
Kembali kuingatkan rencana dokter untuk mengoperasiku. Dokter memintaku berbaring, untuk cek USG (Ultrasonography).

Hasilnya?
"Besok tanggal 22 Noember ketemu saya lagi ya, tapi jangan disini. Kita ke Rumah Sakit yang satunya. Alatnya lebih lengkap."

Aku hanya bisa menyembunyikan air mataku.
Terimakasih Tuhan, Engkau selalu menyayangiku.

Selasa, 01 November 2016

TUHAN, KAU tidak tidur kan? (I)

Rabu, jam 11.00 WIB
langkah terasa berat memasuki kelas XII MIPA 4, bagaimana tidak, rasa campur aduk sudah ada sejak pagi.
Tomboh nomor di handphone sudah kuulangi yang kesekian kalinya. Menelpon seorang dokter fertilitas. Beberapa kali nomor tujuan sibuk.
Hingga ....
"Maaf, ini siapa ya?"terdengar suara dari seberang. Bukan! iki bukan suara dokter tujuanku.
"Maaf, Bu. Ini benar nomor dokter Cahyono?" tanyaku memastikan.
"Iya, benar. Ini lagi operasi". Lalu kujelaskan maksud teleponku kepada si perawat atau siapalah yang yang ada di seberang sana.
Dan, jawabanpun datang sangat jelas.
"Maaf, alat untuk operasinya rusak"
Allahuakbar
Rabb-ku
Tak kuasa menahan tangis, langsung lari ke Mushola sekolah yang berada di samping kelas. Naik ke lantai 2.
Menangis
Aku menangis Tuhan!!!
Ya Allah,,,
Rabb-ku
Rabb-ku
Rabb-ku

Aku tidak akan bertanya mengapa, mengapa, dan mengapa ...
Tidak TUHAN. Aku berusaha menangis bahagia.
Tuhan, KAU tidak tidur kan?
 

Selasa, 25 Oktober 2016

KEMBALI (Masa Lalu)

Semua kembali seperti sedia kala
Menjalani hidup tanpa ada apa-apa
Aku tak mengenalmu
Pun kau tak mengenalku
Seperti 2 tahun yang lalu
Tegur sapa pun tak pernah ada
Kehidupan terjadi seperti biasa


Layaknya kapas tertepa angin

Melayang bebas tanpa tahu arah
Bermuara pada tempat yang mengajaknya diam
Kembali terbang ketika angin menerjang


Aku masih dalam egoku
Membiarkanmu hidup dalam duniamu
Pun aku tetap diam
Semua impian masa depan tetap dalam angan


Aku, tetaplah aku
Kepedulianku tidak akan pernah luntur
Meskipun dirimu pergi menghilang
Di gelap malam

Aku, tetaplah aku
Biarkan aku tetap menjadi bayangmu
Karena masa sekarang dan yang akan datang 
Tak akan pernah terjadi tanpa masa lalu

Minggu, 23 Oktober 2016

KEBACUT


KEBACUT
 


Kabeh wis kebacut

Nalika sega wis kebacut dadi bubur
Ati uga melu ajur
 
Kebacut, kabeh wis kebacut
Aku durung bisa ngeja aksaraMu
Nalika pratandha nyata ing sangarepku
 
Kebacut
Mung bisa cancut
Senadyan ati wis kapilut
Mendhung uga tansaya nglayut
 
PituduhMu muga bisa dakranggeh
Aja nganti ati kagoreh
Marang tatu kang saya jero
Tumrap kahananku marang kono 
Gusti kang maha Murwat
Mugi paring hidayat
Mring kula kang ora kuwat
Nandang pilara kahanan ing jagad

Sabtu, 22 Oktober 2016


KELUARGA

Aku tak meminta Tuhan untuk mempertemukan mereka
Pun aku tak memaksa Tuhan agar aku bisa menjadi bagian hidup mereka
Aku juga tak menginginkan ada bersama 3th dengan mereka

Dan masih banyak ketidakinginan-permintaan-ataupun paksaan lain agar foto ini terjadi
Yang aku tahu ini takdir Tuhan
Bagaimana kita dipertemukan secara sengaja
Dalam naungan kampus biru
Aku yang dipilih Tuhan menemani mereka hampir 3tahun
Aku yang akhirnya diutus Tuhan untuk mendengarkan cerita mereka, menjadi bagian dari apa yang mereka perjuangkan, membawa mereka sampai pada titik dimana mereka sampai pada passion mereka dengan piala-piala mereka
Dan ketika Tuhan meminta kembali mereka untuk melakoni, melanjutkan jalan hidup mereka, ber-hak-kah aku untuk meminta mereka tetap bersama aku?
TIDAK
Mereka bukan apa yang aku minta
Mereka bukan apa yang aku paksakan
Mereka bukan apa yang aku inginkan

Tuhan mempertemukanku dengan mereka tak lain adalah agar aku belajar dari mereka
Belajar tentang sebuah ketegaran ketika ditinggal oleh Ibu
Belajar tentang untuk saling mendukung
Belajar tentang DIAM  dalam perhatian
Belajar tentang keputusasaan ketika apa yang kita inginkan ternyata belumlah kita dapatkan

Terimakasih Tuhan
Engkau begitu baik mempertemukan aku dengan mereka
Hingga pada saat mereka harus melanjutkan hidup mereka
Petuah-pun sudah tidak bisa lagi aku ucapkan

Hanya dalam sujud, begitu indah kenangan itu
untuk harus selalu aku iringi dengan do'aMu
Semoga kelak mereka tetap dalam jalanMu
Engkau mudahkan langkah mereka
Engkau bimbing mereka dalam perjalanan hidup mereka

Terimakasih Tuhan
Keluarga yang singkat ini semoga akan menjadi cerita 
Untukku yang mulai melanjutkan hidup tanpa mereka
Untuk mereka yang memulai hidup panjangnya


Rabu, 12 Oktober 2016


Capung atau Perasaan?


Kau tahu apa yang harus kita lakukan dari seekor Capung agar hinggap di tangan kita? Ya, kita harus sangat berhati-hati ketika kita ingin Capung itu hinggap di tangan kita. Tidak semudah memegang belalang atau lebah tapi waktu yang panjang harus kita korbankan agar Capung itu mau hinggap di tangan kita. Sama, sama dengan perasaan seseorang. Ketika kita ingin seseorang itu hadir menemani kita, maka kita akan butuh waktu yang sangat lama agar seseorang itu nyaman dengan kita. Lantas, apa yang terjadi ketika ada sedikit gerakan dari tangan kita? Capung? Tentu akan kabur. Pun dengan perasaan seseorang, akan hilang ketika kita sudah melakukan hal yang tidak diinginkan. Entah itu sebuah kesengajaan atau tidak. Tapi percayalah, selama apapun kita berusaha, akan ada jawaban atas usaha kita. Percaya itu. Jadi yang kita bahas ini Capung atau Perasaan? Entahlah
Apa Yang Harus Diperjuangkan?

Ketika semua usaha hanyalah sebagai pendamping pengabdian
Ketika daya sudah tak lagi bisa terhargai
Ketika kamuflase kebaikan untuk topeng pencitraan

DIAM
aku hanya butuh diam
diam dalam angan
tentang sebuah harapan

bagaimana bisa aku mengajarkan
sedang egoku masih dalam badan
dan semua aku pendam dalam bingkai perjalanan

LELAH
sebuah kata yang tepat
untuk menggambarkan keadaanku sekarang
namun ternyata aku tidak bisa merasakan
apa yang terjadi padaku sekarang

Apa yang harus diperjuangkan
ketika tembok-tembok itu dilempar ke tubuhku
sedang aku yang harus menyusun kembali menjadi bangunan